COMMUNITY SKILL BUILDING TERHADAP KECENDERUNGAN MENIKAH DINI PADA REMAJA
Abstract
Pernikahan usia dini masih banyak dijumpai di negara berkembang salah satunya Indonesia. Masyarakat sebagaian besar belum menyadari akan bahaya kehamilan atau melahirkan pada ibu yang menikah pada usia kurang dari 20 tahun. Tinjauan program secara intensif dalam upaya memberdayakan anak perempuan bisa efektif dalam mencegah pernikahan anak lebih cepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak Community Skill Building terhadap kecenderungan menikah dini pada remaja putri di Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat. Desain penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan pre test post test with control group design. Sampel dalam penelitian ini adalah remaja putri yang terdiri atas kelompok kontrol dan intervensi. Istrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner kecenderungan menikah dini yang terdiri atas 47 item pernyataan. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji Mann Whitney U Test dan uji Wilcoxon Signed Ranks Test. Hasil uji analisa Mann Whitney U Test dengan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0.024 < nilai α 0,05, menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian community skill building pada remaja terhadap kecenderungan menikah dini. Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dengan pemberian community skill building dapat menurunkan kecenderungan menikah dini pada remaja putri. Rekomendasi penelitian adalah terlaksananya program pembinaan pada remaja putri khususnya tentang dampak dari menikah dini.
Kata Kunci: Community Skill Building; Menikah dini; remaja putri
Downloads
References
Amin S. (2011). “Empowering girls in rural bangladesh: kishori abhijan,” Population Council: Transitions to Adulthood Brief no. 13, Jul 2011
Anwar, Z., & Rahmah, M. (2016). Psikoedukasi tentang risiko perkawinan usia muda untuk menurunkan intensi pernikahan dini pada remaja. Psikologia (Jurnal Psikologi), 1(1), hal.1-14.
Badan Pusat Statistik. (2018). Kemajuan yang tertunda: Analisa data perkawinan usia anak di Indonesia: Jakarta: BPS
BPS NTB. (2012). Profil dinas kesehatan provinsi nusa tenggara barat tahun 2012. Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat
Chulani, V.L., Gordon, L.P. (2014). Adolescenct growth and development. Prim Care Clin, 41(3), 456-487. https://doi.org/10.1016/j.pop.2014.05.002
Dhamayanti, M. 2009. ” Overview adolescent health problems and services”. www.idai.or.id/remaja/artikel.asp?q=200994155149. Diakses pada tanggal 18 Agustus 2019
Istiqomah. (2012). Studi kasus pernikahan dini di desa Wikirsari Imogiri Bantul, Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Samodra Ilmo, 5 (2).
Kartikawati, R., & Djamilah. (2014). Dampak perkawinan anak di Indonesia. Jurnal Studi Pemuda, 3 (1).
Khotimah, K. (2018). Pengaruh pernikahan dini terhadap pendidikan agama Islam anak dalam keluarga di Desa Pegayut Kecamatan Pemulutan Kabupaten Ogan Ilir. Diploma Thesis, UIN Raden Fatah Palembang.
Kusmiran. (2011). Kesehatan reproduksi remaja dan wanita. Jakarta: Salemba Medika.
Lee-rife, S, Malhotra, A, Warner, A, et al. (2012). “ What works to prevent child marriage: A review of existing evidence”. Studies in Family Planning. 43 (4). 287-303.
Muhammad, M. (2005). Jeratan Nikah Dini Wabah Pergaulan. Yogyakarta: Media Abadi.
Rafidah, E.O., & Wahyuni B. (2009). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pernikahan Usia Dini di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah. Berita Kedokteran Masyarakat, Vol.25, No.2, Juni 2009
Santrock, J.W. (2012). Life-span Development. 13 th Edition. University of Texas, Dallas : Mc Graw-Hill
Sari, R.P., Halilulloh, H., & Yanzi, H. (2015). Faktor-faktor yang mempengaruhi pola pikir masyarakat terhadap pentingnya pendidikan di desa Cugung. Jurnal Kultur Demokrasi, 3 (7).
Sarwono. (2000). Pengantar umum psikologi. Jakarta: Bulan Bintang
Wong, D.L., Hockenberry-Eaton, M., Wilkelstein, M.L., & Schwartz, P. (2009). Wong: Buku ajar keperawatan pediatrik. Jakarta: EGC