FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STUNTING PADA BALITA DI PUSKESMAS YOSOMULYO METRO PUSAT

  • Gina Cantica Yassar Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang
  • Yuliawati Yuliawati Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang
  • Elisa Murti Puspitaningrum Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang

Abstract

Pendahuluan: Prevalensi stunting di Provinsi Lampung mengalami penurunan 3,3% di tahun 2021 dari 18,5% menjadi 15,2% di tahun 2022, di Kota Metro mengalami penurunan 9,3% di tahun 2021 dari 19,7% menjadi 10,4% di tahun 2022 dan di puskesmas Yosomulyo pada tahun 2021 ada 11% (181 kasus dari 1.643 balita)  tetap 11% (145 kasus stunting dari 1.321 balita) pada tahun 2022 masih diatas target 9,5%. Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Kondisi stunting pada anak ditandai tinggi badan menurut umur dan jenis kelamin <-2 SD berdasarkan kurva pertumbuhan World Health Organization (WHO). Penyebab adanya kejadian stunting: peyakit infeksi (diare), riwayat BBLR, anemia pada ibu, dan Pemberian ASI eksklusif. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor–faktor yang berhubungan dengan stunting pada  balita di wilayah kerja Puskesmas Yosomulyo Metro Pusat. Metodologi: Jenis penelitian ini survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah balita di Puskesmas Yosomulyo berjumlah 1.603 balita. Besar sampel 50 responden, dengan teknik sampling accidental sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian checklist 5 item pertanyaan diisi melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data dianalisis secara univariat dan bivariat (chi square) dengan tingkat kemaknaan ɑ=0,05. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan nilai ρ value penyakit infeksi (diare) 0,004, riwayat BBLR 0,279, anemia pada ibu 0,002, dan pemberian ASI eksklusif 0,000. Diskusi: Kesimpulan penelitian ada hubungan antara diare, anemia pada ibu, pemberian ASI eksklusif dengan stunting dan tidak ada hubungan riwayat BBLR dengan stunting. Upaya mencegah dan menanggulangani stunting dengan KIE tentang PHBS, breast care, teknik menyusui yang benar, memberikan tablet Fe dengan pemantauan keluarga, kader, maupun tenaga kesehatan.


Kata Kunci: Stunting, diare, BBLR, anemia, ASI eksklusif

Downloads

Download data is not yet available.

References

Candra, A. (2020). Epidemiologi Stunting. Cetakan ke 1. Semarang: Universitas Diponegoro.
Kemenkes RI. (2022). Buku Saku: Hasil Survei Status Gizi Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Pakpahan, P. J. (2021). Cegah Stunting Dengan Pendekatan Keluarga. Yogyakarta: Gava Media.
Permenkes RI No. HK. 01. 07 (2022). Pedoman Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Stunting. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Proverawati, A. (2021). Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Rahayu, dkk. (2018). Stunting dan Upaya Pencegahannya. Yogyakarta: CV Mine.
Walyani, E. S. & Purwoastuti, E. (2021). Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Baru.
World Health Organization. (2023). Wold Breastfeeding Week. Geneva:
WHO. Di akses Pada 03 Juni 2024. https://www.who.int/Indonesia
Published
2024-11-30
How to Cite
YASSAR, Gina Cantica; YULIAWATI, Yuliawati; PUSPITANINGRUM, Elisa Murti. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STUNTING PADA BALITA DI PUSKESMAS YOSOMULYO METRO PUSAT. Jurnal Ilmu Kesehatan, [S.l.], v. 13, n. 1, p. 74 - 80, nov. 2024. ISSN 2579-7301. Available at: <https://ejurnaladhkdr.com/index.php/jik/article/view/716>. Date accessed: 11 dec. 2024. doi: https://doi.org/10.32831/jik.v13i1.716.